Menurut : pakar
pertanian Faidil Syahdin, SP
Dampak dari pada revolusi hijau (Green Revolution) yang dirasakan hingga saat ini dan sulit untuk
ditinggalkan bagi petani kita agar tanamannya tidak terserang hama dan penyakit
yaitu adanya ketergantungan terhadap pestisida sintetis (pestisida berbahan
dasar kimia). Hal ini disebabkan karena mereka beranggapan bahwa pestisida
sintetis merupakan satu-satunya senjata pamungkas dan bersifat instant yang
dapat mengatasi segala permasalahan hama dan penyakit pada tanamannya. Namun dibalik itu petani kita
secara tidak langsung telah menambah biaya yang semestinya biaya tersebut dapat
digunakan untuk keperluan sehari-hari dalam rumah tangganya. Selain itu, penggunaan
pestisida sintetis secara terus menerus tidak baik terhadap kesehatan, tidak
ramah lingkungan, degradasi tanah, produk yang dihasilkan tidak aman
dikomsumsi, serta dapat berakibat terbunuhnya hewan lain atau ternak/hewan
peliharaan, serangga predator, dan antagonis patogen yang bukan target atau
sasaran. Solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu
penggunaan pestisida yang berbahan dasar dari tumbuh-tumbuhan atau isitilah
ilmiahnya disebut Insektisida Nabati.
Di Indonesia dilaporkan ada 2400 jenis tumbuhan yang berasal
dari 235 famili yang dapat digunakan sebagai insektisida nabati yang berasal dari
235 famili, misalnya sirsak, jeringau, bawang putih, mimba, mindi, serai wangi,
cengkeh, tembakau, gadung, sirih, tagetes, akar tuba, pacar cina, kenikir,
gamal, cabai, jarak pagar, dan lain-lain (Kardinan, 1999 dalam Balitbanghut, 2010). Insektisida nabati tersebut dapat
berperan sebagai penolak, penarik, antifertilitas (pemandul), ataupun meracuni
(membunuh).
Pada artikel sebelumnya telah dikemukakan pemanfaatan umbi
gadung untuk pengendalian tikus. Pada kesempatan ini akan saya kemukakan cara pembuatan
ekstrak dan pengaplikasiannya di lapangan insektisida nabati dari bahan sirsak
(Annona muricata L.), jeringau (Acorus calamus L.), dan bawang putih (Allium sativum) untuk pencegahan
serangan hama penting tanaman padi, seperti wereng coklat, walang sangit,
penggerek batang dan ulat grayak.
.jpg)
.jpg)

a. Bahan dan alat.
Bahan:
1. Daun
sirsak sebanyak 250 gram.
2. Umbi Jeringau
sebanyak 250 gram.
3. Bawang
Putih sebanyak 20 siung.
4. Deterjen
atau sabun colek, sebanyak 20 gram.
5. Air
sebanyak 20 liter.
Alat :
1. Alat
penumbuk atau blender.
2. Ember
plastik.
3. Saringan
dari kain.
4. Alat
pengaduk dari kayu/ bambu.
b. Formulasi dan aplikasi dilapangan.
·
Tumbuk halus atau blender 250 gram daun
sirsak, 250 gram umbi jeringau, dan 20 siung bawang putih.
·
Setelah halus, masukkan ke dalam ember,
lalu tambahkan 20 liter air dan 20 gram sabun colek atau diterjen, kemudian
diaduk rata dengan pengaduk kayu lalu disimpan selama 24 jam.
·
Selanjutnya, disaring dengan
menggunakan kain untuk mendapatkan ekstrak yang bersih dari endapan sisa bahan.
·
Lakukan pengenceran ekstraksi terlebih
dahulu sebelum disemprot ke tanaman. Setiap 1 liter ekstraksi dilakukan
pengenceran dengan air sebanyak 10 liter. Untuk 20 liter ekstraksi akan diperoleh 200 liter insektisida nabati
yang siap disemprot ke tanaman.
·
Setelah itu, semprotkan ke seluruh
bagian permukaan tanaman.
Demikian, selamat mencoba dan semoga berhasil.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar