Jumat, 30 Januari 2015

EKSTRAKSI DAUN SIRSAK, UMBI JERINGAU DAN BAWANG PUTIH


Menurut : pakar pertanian Faidil Syahdin, SP

Dampak dari pada revolusi hijau (Green Revolution) yang dirasakan hingga saat ini dan sulit untuk ditinggalkan bagi petani kita agar tanamannya tidak terserang hama dan penyakit yaitu adanya ketergantungan terhadap pestisida sintetis (pestisida berbahan dasar kimia). Hal ini disebabkan karena mereka beranggapan bahwa pestisida sintetis merupakan satu-satunya senjata pamungkas dan bersifat instant yang dapat mengatasi segala permasalahan hama dan penyakit pada  tanamannya. Namun dibalik itu petani kita secara tidak langsung telah menambah biaya yang semestinya biaya tersebut dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari dalam rumah tangganya. Selain itu, penggunaan pestisida sintetis secara terus menerus tidak baik terhadap kesehatan, tidak ramah lingkungan, degradasi tanah, produk yang dihasilkan tidak aman dikomsumsi, serta dapat berakibat terbunuhnya hewan lain atau ternak/hewan peliharaan, serangga predator, dan antagonis patogen yang bukan target atau sasaran. Solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu penggunaan pestisida yang berbahan dasar dari tumbuh-tumbuhan atau isitilah ilmiahnya disebut Insektisida Nabati.
Di Indonesia dilaporkan ada 2400 jenis tumbuhan yang berasal dari 235 famili yang dapat digunakan sebagai insektisida nabati yang berasal dari 235 famili, misalnya sirsak, jeringau, bawang putih, mimba, mindi, serai wangi, cengkeh, tembakau, gadung, sirih, tagetes, akar tuba, pacar cina, kenikir, gamal, cabai, jarak pagar, dan lain-lain (Kardinan, 1999 dalam Balitbanghut, 2010). Insektisida nabati tersebut dapat berperan sebagai penolak, penarik, antifertilitas (pemandul), ataupun meracuni (membunuh).
Pada artikel sebelumnya telah dikemukakan pemanfaatan umbi gadung untuk pengendalian tikus. Pada kesempatan ini akan saya kemukakan cara pembuatan ekstrak dan pengaplikasiannya di lapangan insektisida nabati dari bahan sirsak (Annona muricata L.), jeringau (Acorus calamus L.), dan bawang putih (Allium sativum) untuk pencegahan serangan hama penting tanaman padi, seperti wereng coklat, walang sangit, penggerek batang dan  ulat grayak.                                                                                                                            
                                                                                                  
a.  Bahan dan alat.
Bahan:
1. Daun sirsak sebanyak 250 gram.
2. Umbi Jeringau sebanyak 250 gram.
3. Bawang Putih sebanyak 20 siung.
4. Deterjen atau sabun colek, sebanyak 20 gram.
5. Air sebanyak 20 liter.
Alat :
1. Alat penumbuk atau blender.
2. Ember plastik.
3. Saringan dari kain.
4. Alat pengaduk dari kayu/ bambu.

b. Formulasi dan  aplikasi dilapangan.
·         Tumbuk halus atau blender 250 gram daun sirsak, 250 gram umbi jeringau, dan 20 siung bawang putih.
·         Setelah halus, masukkan ke dalam ember, lalu tambahkan 20 liter air dan 20 gram sabun colek atau diterjen, kemudian diaduk rata dengan pengaduk kayu lalu disimpan selama 24 jam.
·         Selanjutnya, disaring dengan menggunakan kain untuk mendapatkan ekstrak yang bersih dari endapan sisa bahan.
·         Lakukan pengenceran ekstraksi terlebih dahulu sebelum disemprot ke tanaman. Setiap 1 liter ekstraksi dilakukan pengenceran dengan air sebanyak 10 liter. Untuk 20 liter ekstraksi  akan diperoleh 200 liter insektisida nabati yang siap disemprot ke tanaman.
·         Setelah itu, semprotkan ke seluruh bagian permukaan tanaman.

Demikian, selamat mencoba dan semoga berhasil.....





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

I
K
Z
I
R
.
M
.
I
R
H
A
F