Menurut Pakar Pertanian : Faidil Syahdin, SP
Sejalan
dengan meningkatnya pemahaman masyakat dunia tentang pertanian berkelanjutan (Sustainable Agriculture) dan pertanian
organik yang ramah lingkungan serta untuk mendapatkan produk pertanian yang berkualitas,
sehat dan aman dikonsumsi, terhindar dari pencemaran bahan kimia beracun
seperti pestisida, maka salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah penggunaan
pestisida yang bahannya berasal dari tumbuh-tumbuhan, atau disebut juga dengan
istilah pestisida nabati. Pestisida nabati ini ada yang berfungsi sebagai
penolak, penarik, antifertilitas (pemandul), ataupun meracuni (membunuh). Pestisida
nabati ini bersifat mudah terurai
sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan
ternak peliharaan, karena residu (sisa-sisa zat) mudah hilang.
Pada
kesempatan ini, penulis akan memberikan resep pestisida nabati untuk
pengendalian hama tikus yang berasal dari umbi tanaman gadung (Dioscorea, sp). Tapi sebelumnya, penulis
akan menceritakan sedikit tentang tanaman gadung ini.
Bagi orang yang hidup di desa gadung bukanlah tanaman yang
asing. Tanaman gadung (Dioscorea sp) biasa tumbuh liar
di pekarangan maupun di hutan, dan tumbuhnya menjalar. Untuk keperluan
budidaya, tanaman ini dapat hidup pada ketinggian 0 – 1500 m dpl. Umbi gadung
mengandung dioscorin (racun perut), dioscin
(racun syaraf) dan diosgenin (anti
fertilitas atau mandul). Umbi tanaman gadung yang mengandung bahan kimia dioscorin dan dioscin
berasal dari spesies Dioscorea
hispida, sedangkan umbi gadung yang
mengandung bahan kimia diosgenin berasal
dari spesies Dioscorea composita atau sering juga disebut umbi gadung KB.